25.3.11

BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman kacang merupakan salah satu tanaman komoditi,karena selain merupakan sebagai sumber protein nabati yang cukup tinggi,juga merupakan sebagai komoditas yang laku dijual misalnya sebagai kacang bawang ,kacang kering maupun makanan tradisional lain yang berbahan baku kacang.Tanaman kacang tanah banyak di budidayakan oleh masyarakat.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan maupun tanaman berminyak.Tanaman ini digunakan langsung atau untuk pangan dan dapat diproses menjadi minyak dan pakan ternak atau digunakan untuk produksi gula_gula sedangkan hijauannya juga merupakan pakan ternak yang bergisi(Musangi dan soneji,1976)
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Republik Rakyat Cina dan India merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.
Arachis hipogea L, adalah tanaman semusim anggota keluarga Papilionaceae (deret Corollinaceae). Bentuk – bentuk yang di usahakan menunjukkan variasi besar dalam sifat pertumbuhan dan sifat – sifat lainnya, tetapi semua menunjukkan keistimewaan bahwa pemasakan buahnya terjadi di bawah tanah (geokarpi). Pola percabangan di atas tanah, yang pada dassarnya mempunyai satu bidang pokok (monopodial), merupakan pokok klasifikasi deskripif seksama yang telah memberikan suatu pemisahan utama antara bentuk – bentuk tanaman yang mengandung sifat – siufat khas yang membedakan lainnya seperti kelakuan dan jumlah biji per polong.







BAB II
ISI
KLASIFIKASI
Kacang tanah merupakan tanaman yang termasuk dalam genus Arachis . Klasifikasi dari tanaman kacang adalah sebagai berikut:


Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Subfamilia : Faboideae
Tribe : Aeschynomeneae
Genus : Arachis
Spesies : A. hypogaea
MORFOLOGI
Secara umum bagian – bagian tanaman kacang tanah dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1.Daun
Daun pertama yang tumbuh dari biji adalah kotiledon.Daun pertama tersebut terangkat keatas permukaan tanah selagi biji kacang tanah berkecambah.Daun berikutnya berupa daun tunggal dan berbentuk bundar.
Pada pertumbuhan selanjutnya tanaman kacang tanah membentuk daun majemuk bersirip genap,terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang.Helaian anak daun ini beragam : ada yang berbentuk bulat,elips,dan agak lancip,tergantung varietasnya.
Permukaan daun ada yang tidak berbulu dan ada yang berbulu.Bulu daun ada yang sedikit dan pendek,sedikit dan panjang,banyak dan pendek ,ataupun banyak dan panjang.
2.Batang
Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus,ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tegak.Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm,namun ada yang mencapai 80cm.Tanaman yang bertipe menjalar tumbuh kesegala arah dan dapat mencapai garis tengah 50 cm,bagian bawah batang merupakan tempat menempelnya perakaran tanaman.Batang diatas permukaan tanah berfungsi sebagai tempat pijakan cabang primer yang masing-masing dapat membentuk cabang sekunder.
Pada cabang primer terbentuk cabang sekunder yang kemudian tumbuh cabang tersier.Batang dan cabang kacang tanah terbentuk bulat,bagian atas ada yang berbentuk agak persegi,sedikit berbulu dan berwarna hijau.
3.Akar
Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah,pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan diikuti akar serabut.Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerapan air dan zat hara serta mineral dari dalam tanah.Cabang dan akar rambut berperan untuk memperluas permukaan akar guna meningkatkan daya serap tanaman tersebut.Pada pangkal dan cabang akar tunggang kacang tanah biasanya terdapat bintil-bintil bakteri Rhizobium yang berperan dalam penyerapan nitrogen dari udara bebas
4.Bunga
Bunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah tanaman yang berumur antara 4-5 minggu dan berlangsung hingga sekitar 80 hari setelah tanam.Bunga berbentuk kupu-kupu (Papilionaceus), berukuran kecil dan terdiri atas lima daun tajuk.
Dua diantara daun tajuk tersebut bersatu seperti perahu.Disebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling lebar yang dinamakan bendera (Vexillum), sementara di kanan kiri ada dua daun tajuk yang disebut sayap (ala).Tangkai berwarna putih yang sebenarnya adalah tabung kelopak.Corolla berwarna kuning.Bendera mahkota bergaris merah pada pangkalnya.
5.Buah
Buah kacang tanah berada didalam tanah setelah terjadi pembuahan bakal buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi tangkai polong.Pada saat pembentukan polong, kelembaban dan kegemburan tanah sangat penting.Sebab banyak air setelah berbunga bukan saja mempermudah ginofora menembus lapisan tanah, tetapi juga mempertinggi persentase tumbuhan.
6.Biji
Biji kacang tanah terdapat dalam polong.Kulit luar (Testa) bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada didalamnya.Biji terdiri atas lembaga dan keping biji, diliputi oleh kulit ari tipis (Tegmen).Biji berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena berhimpitan dengan biji lain di dalam polong.Warna biji bervariasi: merah jambu, coklat, merah, merah tua, dan ungu.

TAKSONOMI
Arachis hipogea L, adalah tanaman semusim anggota keluarga Papilionaceae (deret Corollinaceae). Bentuk – bentuk yang di usahakan menunjukkan variasi besar dalam sifat pertumbuhan dan sifat – sifat lainnya, tetapi semua menunjukkan keistimewaan bahwa pemasakan buahnya terjadi di bawah tanah (geokarpi). Pola percabangan di atas tanah, yang pada dassarnya mempunyai satu bidang pokok (monopodial), merupakan pokok klasifikasi deskripif seksama yang telah memberikan suatu pemisahan utama antara bentuk – bentuk tanaman yang mengandung sifat – siufat khas yang membedakan lainnya seperti kelakuan dan jumlah biji per polong.
ASAL DAN PENYEBARAN
Spesies genus Arachis berasal dari Amerika selatan teopik dan suptropik dari Argentina sebelah utara sampai Amazona.Tanaman ini sekarang hamper diseluruh dunia di iklim tropic,suptropik atau suhu hangat yang tanahnya netral,ringan atau alkalin dan curah hujan atau pengairan menyediakan paling sedikit 450 mm air permusimtumbuh.pertanaman tersebut biasanya terbatas didaerah –daerah dataran rendah yang krtiggiannya kuran daripada 1500m walaupun beberapa varietas dapat tumbuh baik pada ketinngian-ketingian yang lebih tinni(smart,1978) kadang kacang tanah tumbuh paling baik dalam kisaran suhu 25 sampai 35derajat celcius dan tidak tahan terhadap embun dingin

STRUKTUR VEGETATIF
Pertumbuhan kacang tanah sejak penanaman sampai masak memakan waktu dari 80 sampai 200 hari, tergantung pada varietas. Waktu pemasakan juga tergantung pada lingkunga; suhu hangat khususnya mempercepat kemasakan. Walaupun demikian, waktu sampai kemasakan tidak mempunyai persyaratan satuan panas yang khas.
Sistem Tunas
Kebanyakan varietas mempunyai suatu habitus tegak (bunch), cabang – cabang samping jarang yang melebihi panjang batang pokok. Pada varietas menjalar (runer) cabangt agk menjalar, dan tajuk daun agak terbuka. Sifat menjalar bergantung pada zat penghambat giberelin endogen yang mengubah tanggapan geotropic system tunas. Daun majemuk menempel pada batang dan cabang salah satu fitotaksis.
PERKECAMBAHAN
Perkecambahan adalah pertengahan antara antara epigeal dan hipogeal, keping-keping biji biasanya sampai pada permukaan tanah saja dan tetap disana.Perlakuan biji sering memperbaiki perkecambahan.Pada waktu berkecambah kandunga minyak menurun dari kira-kira 50 % menjadi 18,5 % setelah 140 jam perkecambahan.Pada hari ke-5 selama perkecambahan, protein total ,α-arakhin dan α-conarakhin semua berkurang sampai kira-kira setengah jumlah hasilnya.Hasil perombakan diteruskan ke embrio


REPRODUKSI
Produksi Bunga
Varietas Spanish dan Valencia mempunyai fase pembungaan yang lebih pendek dari pada variatas Virginia tetapi mulai berbunga lebih awal,sekitar 35 hari setelah penanaman.Perbungaan (inflorecense) merupakan bulir – bulir yang mampat yang berkembang pada ketiak – ketiak daun majemuk dan batang pokok.
Bunga – bunga pertama berkembang dari kuncup – kuncup ketiak cabang lateral pertama dan kebanyakan bunga di hasilkan pada cabang – cabang pertama tersebut. Bunga – bunga tunggal muncul berurutan pada masing – masing perhubungan.
Tanaman mempunyai kelakuan pertumbuhan tak terbatas. Bunga – bunga pertama muncul pada kira – kira 30 atau 40 hari setelah penanaman dan tanaman dapat terus menghasilkan bunga – bunga selama kebanyakan sisa waktu pertumbuhannya. Laju munculnya bunga meningkat sampai suatu maksimum dan kemudian menurun lagi sementara beban buah meningkat dan tanaman mendekati kemasakan. Kerontokan bunga yang merupakan sifat khas tanaman legume lain seperti kacang hijau dan kacang tunngak, nampaknya tidak terjadi pada kacang tanah, bahkan ketika suhu harian di keduhan mencapai 45 C.



Penyerbukan dan Pembuahan
Tanaman kacang tanah adalah terpercampurkan sendiri (self-compatible) dan hampir seluruhnya di buahi sendiri. Pembuahan bersifat kleistogam. Walaupun sruktur khasnya zigomorf dan himenoptetus, bunga – bunga nampaknya tidak tergantung pada serangga untuk penyerbukannya.

Persilangan alami pada kacang tanah relative tak umum, lebah merupakan perantara penyerbukan silang alami. Kekerapan penyerbukan silang yang di sebut di atas adalah cukup untuk memunculkan tanaman menyimpang (off-t ype) yang kadang – kadang sampai serring dapat terjadi pada lini – lini yang sebenarnya homozygote atau lahan petani dan merupakan suatu sumber keanekaragaman untuk dimanfaatkan.
Bunga-bunga secara khas muncul dari kuncup pada malam hari dan malam hari berikutnya mahkota telah layu.
Pembentukan megaspore (megasporogenesis) dan peristiwa-peristiwa yang menuju pada pembuahan (syngamy). Pembentukan gamet terjadi pada serempak dalam kepala sari dan bakal bijipada bunga yang sama. Penyerbukan sendiri secara alami biasanya terjadi pada waktu dekat sebelum daun-daun bunga berkembang. Tepung sari lepas pada waktu fajar dan sembilan jam kemudian kebanyakan tabung tepung sari telah mencapai dasar tangkai kepala putik ; 12,5 jam setelah antesis sebuah tabung tepung sari memasuki masing-masing mikropil (micropyle), menembus kantong embrio dan melepaskan gamet-gametnya. Pembuahan ganda terjadi 10 sampai 18 jam setelah penyerbukan dalam kebanyakan bakal biji. Dua puluh empat jam setelah antesis tinggal sedikit telur yang tak di buahi dan kebanyakan endosperma telah berinti dua.
Setelah pembuahan sel-sel tepat didasar bunga (reseptacle) membelah cepat, dan terutama dalam suatu bidang membujur. Jaringan yang berkembang cepat tersebut membentuk suatu ginofor atau kartofor. Ginifor yang terbentuk suatu bunga diatas tanah tumbuh miring keatas kira-kira 0,5cm sebelum membelok kebawah secara tajam.sementara ia memanjang, ia membawa bakal buah yang sedang berkembang kedalam ujungnya, yang dilindungi oleh suatu tudung yang sel-selnya berlignin.
Bila ginofor mencapai tanah ia akan menembus tanah asalkan tanahnya gembur. Bagian ginofor di bawah tanah menghasilkan rambut-rambut akar dan ujungnya membelok kedalam suatu kedudukan mendatar. Bakal buah terminal dan biji-biji kemudian mulai menggembung. Ada suatu kenaikan yang nyata dalam aktivitas pembelahan sel dalam biji-bij pada saat ujung ginofor yang mengandungnya telah memasuki tanah. Embrio dan endosperm biji-biji bagian ujung tumbuh lebih lambat daripada biji-biji bagian pangkal, dan biji-biji bagian ujung sering kali mati lebih awal

Pengendalian lingkungan terrhadap pertumbuhan vegetatif dan reproduktif
Cahaya dan suhu
Smith (1954) menyimpulkan bahwa induksi bunga tidak tergantung fotoperiode, dan ini telah dibenarkan (Alegre, 1957; Fortanier, 1957). Tanaman kacang tanah tidak mempunyai fase juvenile yang nyata dan paling sedikit dalam satu varietas, bunga didapatkan ketiak-ketiak keeping-keping biji segera setelah perkecambahan. Walaupun demikian, panjangnya fotoperiode dapat mempengaruhi laju bunga yang terbentuk. Fortanier (1957) menunjukkan bahwa pemanjangan fotoperiode dengan cahaya intensitas tinggi meningkatkan laju terbentuknya bunga.
Faktor-faktor lain
Fotoperiode mempengaruhi jumlah relative pertumbuhan vegetatif dan reproduktif, tetapi keseimbangan bergantung juga pada suhu Wynne dkk. Mereka menunjukkan bahwa tanaman pada suhu 30/26 C berbunga lebih awal; mereka juga lebih tinggi dan lebih berat dengan lebih banyak bunga dan ginofor daripada tanaman yang ditanam dalam kedua lingkungan suhu lainnya, tanpa memperhatikan fotoperiode. Oleh karena itu suhu adalah lebih penting bagi sifat-sifat tersebut. Walaupun demikian, jumlah polong sangat dipengaruhi oleh fotoperiode; jauh lebih banyak dihasilkan pada hari-hari pendek daripada hari-hari panjang.




















BABIII
KESIMPULAN
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Republik Rakyat Cina dan India merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.
Klasifikasi dari kacang tanah adalah:
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Subfamilia : Faboideae
Tribe : Aeschynomeneae
Genus : Arachis
Spesies : A. hypogaea
Tanaman kacang tanah adalah terpencampuran sendiri (self-compatible) dan hampir seluruhnya dibuahi sendiri. Pembuahan bersifat kleistogam. Walaupun sruktur khasnya zigomorf dan himenoptetus, bunga – bunga nampaknya tidak tergantung pada serangga untuk penyerbukannya.
Persilangan alami pada kacang tanah relative tak umum, lebah merupakan perantara penyerbukan silang alami. Kekerapan penyerbukan silang yang di sebut di atas adalah cukup untuk memunculkan tanaman menyimpang (off-t ype) yang kadang – kadang sampai serring dapat terjadi pada lini – lini yang sebenarnya homozygote atau lahan petani dan merupakan suatu sumber keanekaragaman untuk dimanfaatkan.
Tanaman mempunyai kelakuan pertumbuhan tak terbatas. Bunga – bunga pertama muncul pada kira – kira 30 atau 40 hari setelah penanaman dan tanaman dapat terus menghasilkan bunga – bunga selama kebanyakan sisa waktu pertumbuhannya. Laju munculnya bunga meningkat sampai suatu maksimum dan kemudian menurun lagi sementara beban buah meningkat dan tanaman mendekati kemasa



DAFTAR PUSTAKA


http://st4rry.blog.friendster.com/2008/06/anatomi-dan-morfologi-kacang tanah/arachis hypogaea.

http://b0cah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=328&Itemid=40

Peter R. Goldworthy dan N.M. Fisher. 1984.Fisiologi tanaman budidaya tropik.Yogyakarta: UGM Press.

http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?pcategory=12

http://www.ikisan.com/Images/gnt_hy_hybridization13.jpg

http://waynesword.palomar.edu/

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://content.answers.com/main/content/wp/en-commons/thumb/c/ce/240px-Koeh-

http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_tanah

24.3.11

Manfaat Kultur Jaringan


Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul. Secara lebih rinci dan jelas berikut ini akan dibahas secara khusus kegunaan dari kultur jaringan terhadap berbagai ilmu pengetahuan.
Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah dibuktikan keberhasilannya pada perkebunan kelapa sawit dan tebu. Dengan car kultur jaringan dapat klon suatu komoditas tanaman dalam relatif cepat. Manfaat yang dapat diperoleh dari kloning ini cukup banyak, misalnya: di luar pulau Jawa akan didirikan suatu perkebunan yang membutuhkan bibit tanaman dalam jumlah ribuan, maka sudah dapat dibayangkan betapa mahalnya biayanya hanya untuk trasnportasi saja. Hala ini dapat diatasi denga usaha kloning melalui budaya jaringan, karena hanya perlu membawa beberapa puluh botol planlet yang berisi ribuan bibit. Dengan cara ini dapat menghemat waktu dan biaya yang cukup banyak dalam persiapan pemberangkatan ataupun transportasinya. Pada ekspor anggrek, misalnya, orang luar negeri menghendaki bunga anggrek yang seragam baik bentuk maupun warnanya. Dalam hal ini dapat dipenuhi juga dengan usaha kloning. Bibit-bibit tanaman dari usaha mericlono (tanaman hasil budidaya meristem) akan berharga lebih mahal, karena induknya dipilih dari tanaman yang mempunyai sifat paling bagus (unggul).
Kultur jaringan tanaman telah dikenal banyak orang sebagai usaha mendapatkan varietas baru (unggul) dari suatu jenis tanaman dalam waktu yang relatif lebih singkat dari pada dengan cara pemuliaan tanaman yang harus dilakukan penanaman secara berulang-ulang sampai beberapa generasi. Untuk mendapatkan varietas baru melalui kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang difusikan. Atau dengan cara isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam protoplas jenis tanaman yang lain, sehingga terjadi penggabungan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga terjadi hibrid somatik. Cara yang lain adalah dengan menyuntikkan protoplas dari suatu tanaman ketanaman lain. Contohnya transfer khloroplas dari tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam protoplas tanaman tembakau yang albino, hasilnya sangat memuaskan karena tanaman tembakau menjadi hijau pula. Contoh lain adalah keberhasilan mentrasnfer khloroplas dari tanaman jagung ke dalam protoplas tanaman tebu hasilnya memuaskan (Anik Herawati, 1991).
Khloroplas yang ditransfer harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Sewaktu dilakukan isolasi, khloroplas harus sempurna.
Setelah diisolasi harus mempuyai sifat yang sama dengan khloroplas yang tumbuh secara in vivo (budidaya biasa).
Setelah diisolasi masih mempunyai sifat atau aktivitas fotosintesa yang cukup tinggi.
Contoh isolasi protoplas dalam budidaya jaringan yang sangat berguna adalah ditemukannya sun-chlorella (jenis ganggang). Ganggang ini secara enzimatis dijadikan protoplas (sel-selnya ditelanjangi dengan cara diinkubasikan dalam enzim medium sehingga dinding selnya larut), kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari. Protoplas tersebut selanjutnya dipecah hingga didapatkan khloroplas dan akhirnya dibuat pil-pil untuk pengobatan.
Menciptakan varietas baru dapat pula dilakukan dengan menggunakan bantuan jenis bakteri seperti bakteri penyebab tumor yang disebut Agrobacterium tumifaciens. Bakteri ini disuntikkan pada tanaman sehat mempunyai buah ukuran besar, agar tanaman sehat tersebut menjadi sakit tumor. Bakteri yang berada dalam jaringan yang menonjol karena terkena tumor tersebut kemudian diambil dan disuntikkan kedalam tanaman lain yang ukuran buahnya kecil-kecil. Dengan cara ini terbukti bahwa tidak lam kemudian tanaman tersebut menghasilkan buah yang ukurannya besar. Hal ini membuktikan bahwa bakteri yang dipindahkan tersebut membawa sifat keturunan yang ada pada tanaman semula. Sedangkan untuk mendapatkan yang baru yang tahan terhadap stress garam, pestisida tertentu, logam berat, suhu rendah atau tinggi dan sebagainya dapat dilakukan dengan cara-cara khusus.
Menciptakan tanaman baru yang toleran terhadap stress garam pernah dilakukan oleh Handa dkk. (Suryowinoto, 1985) yaitu terhadap tanaman tomat dan tembakau. Pada penelitian ini menggunakan penambahan PEG (Poly Ethilen- Glycol) atau NaCL, yang biasa dipergunakan untuk mendapatkan kultivar yang toleransi terhadap garam.
Beberapa jenis tanaman ada yang teramcam punah (endangered species), misalnya berbagai jenis tanaman pisang, tanaman melati, kenanga, kayu jati, dan kayu putih. Usaha yang paling tepat untuk melestarikan tanaman yang terancam punah adalah dengan jalan kloning. Dengan usaha kloning ini, populasi dari tanaman tersebut akan terselamatkan, bahkan dapat bertambah, sekaligus sifat-sifat yang dimiliki oleh tanaman tersebut tetap terjamin.
Kultur jaringan juga mempunyai manfaat yang besar dibidang farmasi, karena dari usaha ini dapat dihasilkan metabolit skunder upaya untuk pembuatan obat-obatan, yaitu dengan memisahkan unsur-unsur yang terdapat di dalam kalus ataupun protokormus, misalnya alkoloid, steroid, dan terponoid. Dengan ditemukannya cara mendapatkan metabolit skunderdari kalus suatu eksplan yang di tumbuhkan dalam medium kultur jaringan, mak berarti dapat menghemat waktu dan tenaga. Dengan cara biasa, untuk mendapatkannya harus menunggu lama samapai tanaman cukup umur bahkan sampai berproduksi hingga bertahun-tahun. Sedangkan dengan teknik kultur jaringan hanya membuthkan waktu antara tiga minggu sampai satu bulan saja. Metabolit yang dihasilkan dari kalus ternyata juga memiliki kadar yang lebih tinggi daripada dengan cara biasa (langsung dari tanaman). Dengan cara pengambilan metabolit skunder dari kalus, biasanya selalu diperoleh kandungan lain yang lebih banyak jenisnya, karena seringkali timbul zat-zat alkaloid atau persenyawaan-persenyawaan lainnya yang sangat berguna untuk pengobatan.
Persenyawaan yang bermanfaat yang diambil dari kalus dapat ditingkatkan kadarnya dengan cara memanipulasinya, antara lain:
Memakai medium lain yang sesuai.
Mengubah salah satu kadar komponen dalam medium.
Memberi zat tambahan tertentu ke dalam medium, misalnya penambahan zat pengatur tumbuh auksin ataupun sitokinin.
Kultur jaringan juga memberikan masukkan atau informasi pengetahuan yang sangat bermanfaat dibidang fisiologi tanaman. Pada tanaman anggrek misalnya, telah berhasil diketahui bahwa jika ujung akarnya diiris melintang akan memperlihatkan warna tertentu. Warna tersebut nantinya akan sama dengan warna bunganya. Hal ini sangat berguna dalam bidang perdangan bunga hias, sebab walaupun tanamannya belum berbunga orang sudah dapat mengetahui warna bunga yang akan muncul.
Melalui perbanyakan vegetatif dengan kultur jaringan ternyata juga berpengaruh terhadap devisa negara. Misalnya, denagn terlaksananya ekspor tanaman anggrek ke negara lain, maka akan menaikkan devisan negara dibidang pertanian.
Teknik kultur jaringan sampai saat ini memang belum biasa dilaksanakan oleh para petani, baru beberapa kalangan pengusaha swasta saja yang sudah mencoba melaksanakannya, karena pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman memerlukan keterampilan khusus dan harus diltar belakangi dengan ilmu pengetahuan dasar tentang fisiologi tumbuhan, anatomi tumbuhan, biologi, kimia dan pertanian. Dengan demikian jelas akan amat sulit untuk diterima oleh kalangan petani biasa. Di samping itu, pelaksanaan teknik kultur jaringan mutlak memerlukan laboratorium khusus, walaupun dapat di usahakan secara sederhana (dalam ruang yang terbatas), namun tetap memerlukan peralatan yang memadai. Kemungkinan lain petani akan merasa enggan bekerja secara aseptik. Karena semua pekerjaan harus dilaksanakan secara hatri-hati dan cermat serta memerlukan kesabaran yang tinggi. Biaya untuk mewujudkan perbanyakan tanaman cecara in vitro ini juga sangat mahal, kecuali kita meramu medium sendiri. Bila kia terpaksa harus membeli medium yang sudah jadi (dalam kemasan) jelas akan sangat mahal, sebab medium yang sudah jadi masih harus di impor dari luar negeri. Apalagi kita harus membeli saran untuk perlakuan isolasi dan fusi protoplas, tentu biayanya akan bertambah besar. Enzim-enzim yang digunakan dalam kultur jaringan juga masih dibeli dari luar negeri sepertti Jepang.
Lepas semua dari kendala-kendala tersebut diatas, kita harus mengakui bahwa teknik kultur jaringan sangat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan, terutama untuk pengembangan bioteknologi.